Faktor Penentu Kesahihan Seorang Qori'!
- munarofi
- May 21, 2024
- 2 min read
Kita bahas dulu peristilahannya! Ketika menyebut kata "Qori'", maka yang terbersit di benak kita yakni orang yang membaca Al-Qur'an dengan suara merdu. Yap, memang benar. Tetapi apakah cukup dengan kemampuan membaca Al-Qur'an dan suara merdu lantas menjadikan kita seorang Qori' yang mumpuni? Tentu harus dilengkapi pelbagai faktor penting lainnya.
Sayangnya, orang awam seringkali memahami sebatas itu! "Semua Qori' sama", "yang penting enak didengar", atau bahkan menganggap, "yang penting ada qori'nya daripada tidak ada"! Yang menganggap sepert ini perlu dikasih paham!!!
Sekarang coba dilogikakan dulu! Jika semua qori' sama, mengapa ada yang juara Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) dan ada yang tidak?, oh, yang tidak juara ini rupanya tidak ikut MTQ atau tidak serius ketika ikut! hehe tapi sependek pengetahuan saya, orang jika percaya diri dengan kemampuannya justru akan mengujinya melalui berbagai medium dengan persiapan yang mapan, iya nggak?!
Memang menjadi Qori' yang mumpuni dan Juara MTQ itu perlu waktu; waktu berlatih, waktu mempersiapkan mental dan lain-lain, yang seringkali tidak singkat!
Sebetulnya, banyak hal yang hendak penulis utarakan di sini. Tapi jika terlalu panjang, rasanya kurang bijak saja untuk tulisan ringan seperti ini. So, kita persingkat saja!
Kita mulai dari terma "Kemampuan membaca Al-Qur'an": kita dapat menguraikan terma ini menjadi beberapa cabang dengan pertanyaan; apa saja syarat yang dibutuhkan seseorang sehingga disebut mampu membaca Al-Qur'an? yang pertama, Mampu membaca Al-Qur'an dengan menerapkan Tajwid yang benar. Kedua, mengetahui waqf-ibtida' yang baik (biasanya masuk kriteria Fashahah). Kedua faktor ini merupakan representasi pemaknaan dari terma "Tartil" yang menjadi istilah utama dari dalil naqli perintah membaca Al-Qur'an dengan Tartil. Kedua hal tersebut juga menjadi kriteria utama yang wajib dimiliki seorang Qori' sebelum merambah ke ranah selanjutnya.
Sekarang kita beranjak ke terma "dengan Suara Merdu": dari terma ini dapat kita tarik dua faktor, pertama, Suara. Suara di sini bukan sekedar suara, melainkan suara yang Qur'ani, yang ketebalannya sesuai dengan ketebalan huruf Al-Qur'an, bukan diukur dari logat bahasa kita. Suara yang memiliki power di tingkat tertentu, punya kenyaringan, kebeningan, dan tekanan sehingga tidak mudah fals. Selain itu, faktor selanjutnya adalah Lagu. Lagu Al-Qur'an yang telah dipatenkan biasa disebut Maqamat yang artinya Maqam-maqam (Lagu-lagu), disebut demikian karena nama lagu tilawah jamaknya disebut diawali dengan sebutan "maqam" sebelum nama lagunya. Terdapat tujuh maqamat; Bayyati, Shoba, Hijaz, Nahawand, Rast, Sikah, Jiharkah. Maqamat inilah yang resmi digunakan dewasa ini, dan menjadi standar penilaian pada MTQ, meskipun dalam MTQ tidak semua maqamat terpraktekkan, namun dalam even selain musabaqah kesemua maqamat dapat dipraktekkan dengan leluasa.
Dengan demikian dapat disimpulkan, ada empat faktor penentu kesahihan seorang Qori', jika seorang Qori' menguasai keempat faktor tersebut maka dapat dipastikan ia merupakan Qori' yang berkualitas secara ilmu dan pembawaan tilawahnya. Artinya, tidak semua Qori' memiliki kualitas yang sama, tidak semuanya memiliki keilmuan yang sahih, jika anda tidak ada waktu untuk mengamati semua faktor di atas, paling mudah, lihat pada siapa dia belajar, dan tetap amati semua faktor penentu tersebut.
Semoga tulisan ini dapat diambil manfaatnya!
Recent Posts
See AllPernahkah kamu bertanya-tanya, mengapa sebagian orang bersuara merdu, dan sebagian lain tidak? Mengapa ada orang yang bisa menangkap nada...
Comments