top of page
Search

Suara Merdu: Bawaan Lahir atau Hasil Latihan?!

  • munarofi
  • Feb 25, 2023
  • 3 min read

Pernahkah kamu bertanya-tanya, mengapa sebagian orang bersuara merdu, dan sebagian lain tidak? Mengapa ada orang yang bisa menangkap nada musik dengan tepat, dan mengapa yang lain kesulitan? Sejujurnya itu adalah pertanyaan yang menggelitik dalam pikiran penulis sejak lama. Mari kita cari tau!


Setiap manusia tidak dapat terlepas dari Gen Ayah dan Ibunya. Secara fisik, Baik Ayah atau Ibu menyumbangkan jumlah kromosom yang setara, namun Gen yang kuat pada akhirnya akan lebih dominan mempengaruhi tampilan fisik anak. Karakter Psikologis anak lebih banyak diwariskan dari Gen Ibu. Kemampuan kognitif anak, juga sebagian diwariskan dari DNA orang tua. Tetapi prosentase Genetik yang diwariskan dari orang tua dapat beragam. Poinnya adalah ada hal-hal genetis yang mutlak telah disetting dalam diri manusia sejak pembentukannya.


Kemampuan suara juga dipengaruhi oleh ciri fisik. Misalnya, bentuk pita suara, tebal-tipisnya, bentuk leher, rongga dada dan sebagainya. Adapun kecerdasan musikal (kemampuan untuk mengenali, menirukan, dan memproduksi irama) termasuk dalam kategori kemampuan kognitif, yang sebagian telah diwariskan dari Gen orang tua. Sederhananya, kemampuan suara merupakan bagian dari kemampuan musikal.


Lalu, Bagaimana mendeteksi kemampuan musikal anak sejak dini?, apakah jika secara genetis mewarisi bakat musikal secara otomatis akan menjadi "jenius"?


Penelitian terbaru menemukan bahwa, kita yang dilahirkan dengan bakat musikal dianugerahi kemampuan untuk membedakan nada. Studi yang dilakukan Ahli Saraf York University of Canada, dan University of California, US, menganalisis 30 bayi berusia enam bulan yang masing-masing mendengarkan nada-acak, mayor atau minor. Para peneliti membuat instrumen penelitian audio-visual, yakni ketika nada dibunyikan, gambar akan muncul mengiringinya sesuai dengan perubahan tangga nada. Instrumen ini disusun untuk meneliti keputusan bayi-bayi tersebut dalam mengarahkan mata ketika suara dibunyikan.


Hasil penelitian yang diterbitkan pada Journal of the Acoustical Society of America ini menunjukkan 33% bayi tersebut setelah beberapa saat diperdengarkan suara mayor-minor, menggerakkan mata kearah dimana gambar akan muncul dengan akurasi yang hampir sempurna, bahkan sebelum suara dibunyikan. Sedangkan 67% lainnya, gerakan matanya tidak berhubungan dengan lokasi gambar akan muncul.


Penelitian tersebut membuktikan bahwa kemampuan musikal anak dapat dideteksi sejak dini dengan melihat responnya ketika diperdengarkan irama. Ketika orang tua mengetahui bakat alami anak, bagaimana dukungan itu diberikan (untuk pengembangan selanjutnya) memiliki andil signifikan. Penulis sendiri adalah salah satu contoh anak yang bakat musikalnya dapat dideteksi secara dini oleh orang tua. Dan benar adanya, dorongan, dan motivasi yang kuat sangat menentukan apakah bakat natural yang dimiliki dapat berkembang, dan semakin meningkat, atau tidak teranulir dengan baik.


Menjawab pertanyaan kedua; Sebuah studi yang dilakukan oleh Evans, Bickel, dan Pendarvis (2000) mengemukakan; Orang tua ketika menemukan bakat anak dalam musik, juga melihat minat, dan level motivasinya, sebelum diteruskan ke arah yang lebih serius. Para orang tua mengatakan bahwa anak-anak mereka hanya memiliki bakat alami yang levelnya biasa pada awal diketahuinya. Mereka mengaku meng-influence anak mereka dengan banyak stimulasi. Hal itu merupakan metode orang tua dalam mendukung bakat, serta minat positif anak. Kemudian selanjutnya para orang tua mencoba melakukan langkah kongkrit seperti mencarikan Guru, dan mengawal anak dalam berlatih secara konsisten. Para orang tua menjalankan itu sampai anak-anak dapat berkomitmen untuk pengembangan dirinya secara mandiri.


Menariknya, jawaban dari pertanyaan kedua juga persis dengan apa yang dilakukan orang tua penulis untuk mengantarkan anaknya menyadari bakat, dan meningkatkan level minat serta motivasi anak. Sehingga, anak dapat konsisten secara mandiri mengembangkan kemampuan musikal ke level yang paling baik.


Dengan demikian, faktanya, terdapat anak-anak yang terlahir dengan Bakat Musikal alami, namun peranan orang tua dalam mendeteksi secara dini, dan mengawal perkembangan kemampuan anak menjadi kunci utama bakat itu berkelanjutan atau gagal berkembang. Terakhir; Pengalaman penulis mengatakan; untuk menuju ekspertis, seseorang harus melalui latihan terarah oleh ekspert secara konsisten, dalam waktu yang tidak singkat, sehingga membutuhkan ketahanan mental, dan motivasi yang tinggi untuk pantang menyerah. Jika tidak, maka kemampuan musikal yang dimiliki tidak akan mencapai level maksimal.


Sekian, Terima Kasih. Semoga Bermanfaat!




Referensi:

-//www.researchgate.net/publication/249826896_Musical_Talent_Innate_or_Acquired_Perceptions_of_Students_Parents_and_Teachers



 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


0000_0000_00000000(145)_edited.jpg

Hi, thanks for stopping by!

Hi, Lets sharing about our great stories, and experiences. Hopefully, this will related to yours. Don't hesitate to check out this blog!

Let the posts
come to you.

Thanks for submitting!

  • Instagram
  • Facebook
  • YouTube

Let me know what's on your mind

Thanks for submitting!

© 2023 by Turning Heads. Proudly created with Wix.com

bottom of page